Selasa, 10 April 2012

PERTANIAN ADALAH TULANG PUNGGUNG INDONESIA

PERTANIAN ADALAH TULANG PUNGGUNG INDONESIA

Mungkin banyak anak muda yang tidak perduli dengan nasib pertanian dan petani di Indonesia. Padahal pertanian adalah asset penting dalam satu negara. Apalagi seperti negara Indonesia yang lahannya sangat cocok dengan kegiatan pertanian. Selain itu pertanian juga bisa menjadi objek pariwisata yang sekarang dikenal dengan sebutan Ekowisata atau Ecotourism yang pastinya akan menambah pendapatan negara.

Sangat amat disayangkan anak muda sekarang tidak ada yang mau menjadi petani. Inilah yang akan menjadi masalah dikemudian hari. Indonesia tidak memiliki penerus di bidang pertanian, dan masalah kebutuhan pangan pun muncul yang pastinya akan memicu munculnya masalah yang lain.

Berangkat dari permasalah inilah saya bergabung dengan salah satu organisasi di Bali yang perduli dengan masalah pertanian dan kelangsungan hidup para petani di Indonesia. Mengapa saya bergabung dengan organisasi ini? Karena saya perduli dengan nasib bangsa Indonesia yang ada di tangan para petani. Saya juga tidak mau Indonesia mempunyai masalah dengan kebutuhan pangan. Saya tidak mau Indonesia memiliki masalah kelaparan dan kemiskinan lagi.

Dari organisasi tersebut saya mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh para petani. Petani di Indonesia kalah bersaing dengan para petani dari luar negeri yang menjual barangnya di Indonesia. Petani di Indonesia tidak mendapat posisi tawar yang baik. Petani di Indonesia juga tidak mengetahui bahaya dari pestisida yang mereka gunakan.

Ini yang harusnya dilakukan oleh anak muda Indonesia. Membantu para petani mendapatkan posisi tawar yang baik. Buat petani Indonesia menjadi tuan rumah di negara sendiri. Bantu mereka tentang pengetahuan pestisida yang berbahaya. Berikan mereka penjelasan tentang pertanian organik yang berkelanjutan.

Jadi masih ada yang bisa dilalukan oleh anak muda Indonesia diluar bidang pendidikan, kesehatan, budaya dan lain sebagainya. Seperti pertanian ini contohnya. Jadilah anak muda yang bermanfaat untuk orang banyak. Karena kita adalah manusia, makhluk social yang tidak bisa hisup sendiri. Pasti membutuhkan orang lain.

Dengan peduli kepada pertanian Indonesia maka kita perduli dengan nasib rakyat Indonesia lainnya. Peduli dengan alam sekitar dan makhluk hidup lainnya.

Bukankah disetiap agama diajarkan untuk berhubungan baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan sesama alam sekitar serta makhluk hidup lainnya. Hidup tidak akan sempurna apabila kita hanya berhubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Padahal alam sekitar memberikan kita banyak hal.

Ayo anak muda tunjukan kalau kalian memang peduli dengan negara kalian ini. Tidak perlu melakukan hal – hal yang sifatnya merusak dan merugikan. Masih banyak kegiatan yang bermanfaat yang dapat dilakukan.

Kalian bisa memulai dengan mengunjungi kelompok petani yang ada di daerah kalian. Lihat mereka. Rasakan apa yang mereka rasakan. Bagaimana susahnya menanam padi, bagaimana susahnya menjaga agar padi tidak rusak dan siap panen. Dari sinilah kalian akan merasakan dan akan mulai menghargai arti dari seorang petani.

Kita tidak perlu ikut campur dengan keadaan politik negara kita. Sudah banyak orang yang akan mengurusnya. Lebih baik kita peduli dengan keadaan petani kita. Karena sudah tidak ada yang peduli lagi kepada mereka. Kita kaum muda yang mulai harus memperhatikannya. Agar dikemudian hari anak cucu kita tetap bisa melihat sawah, tetap tahu padi itu sepeti apa, beras itu asalnya dari mana. Dan agar anak cucu kita bisa menghargai usaha jerih payah nenek moyang.

Karena Indonesia adalah titipan anak cucu kita. Bukan warisan nenek moyang. Perlu dibedakan dan dipahami artinya. Agar tidak salah dalam mengambil tindakan.

Peduli dengan kehidupan petani berarti sama halnya dengan peduli kepada seluruh rakyat Indonesia. Karena petani lah yang menjadi tulang punggung dari masalah pangan rakyat Indonesia.

Bisa dibayangkan jika ditiap daerah ada gerakan peduli terhadap petani yang jika dikumpulkan akan berkumpullah anak muda Indonesia yang bisa membawa perubahan besar terhadap kehidupan rakyat Indonesia selanjutnya. Pastinya juga akan membantu mengurangi kemiskinan, kelaparan dan membantu mensejahterakan kehidupan petani.

Ini adalah hal yang sangat bagus jika bisa dilakukan. Karena akan membawa dampak positif ke berbagai bidang. Jika masyarakat Indonesai sudah terpenuhi kebutuhan pangan, maka kehidupan pun akan membaik.

Selain itu anak muda Indonesia akan dipandang dengan baik pula. Karena telah melakukan hal yang sangat baik untuk kehidupan rakyat Indonesia selanjutnya.

Contohnya saja waktu saya memberikan presentasi di 100 SMA tentang keadaan pertanian Indonesia di Belgia oktober tahun lalu yang juga merupakan program dari organisasi yang saya ikuti. Saya menceritakan keadaan sebenarnya tentang pertanian Indonesia. Luar biasa tanggapan anak muda disana. Mereka mau bekerja menjadi apa yang mereka mau dalam 1 hari, lalu upahnya mereka sumbangkan untuk program pertanian di Indonesia.

Bayangakan mereka yang jauh disana, tidak mempunyai sawah, tidak pernah melihat sawah seperti apa, tidak tahu bertani itu seperti apa tapi mau membantu kehidupan petani di Indonesia. Ini membuat saya menitikkan airmata. Saya pun bertekad untuk melanjutkan semangat mereka di sini. Saya serius mengikuti kegiatan selanjutnya di organisasi.

Andai saja hal itu terjadi di Indonesia. Maka kehidupan petani akan sangat terbantu dan masyarakat juga akan sangat mudah mendapat pangan yang berkualitas, sehat dan bebas pestisida.

Saya yakin tidak semua anak muda tahu apa bahya pestisida. Padahal pestisida tidak bisa larut dalam darah dan akan mengendap di tubuh manusia. Yang akan menimbulkan berbagai penyakit seperti gangguan otak, tumor, kanker, bahkan pada ibu hamil bisa mengakibatkan bayi lahir cacat.

Ini yang harus kita jelaskan kepada para petani di Indonesia. Bahwa memakai pestisida sama halnya dengan bunuh diri. Mulailah beralih ke pertanian organik. Selain menyuburkan tanah, produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas dan sehat.

Jika tidak ada yang menjelaskan ini kepada petani, maka kita juga akan terkena imbasnya. Ada data yang menyebutkan bahwa di tahun 2000, ada 50% petani perempuan di Indonesia dan 20% dari air susu mereka sudah terkontaminasi dengan pestisida.

Itu adalah data tahun 2000, dan sekarang sudah 2011 bahkan hamper menjelang tahun 2012. Mungkin jumlahnya sudah bertambah karena anak muda Indonesia tidak peduli dengan hal tersebut.

Jika pestisida sudah ada di air susu kita maka keturunan kita juga pasti akan terkontaminasi oleh pestisida. Bisa dibayangkan penyakit apa yang akan mereka dapatkan kalu dari sekarang kita tidak melakukan perubahan?

Selain merugikan tubuh manusia pestisida juga bisa merusak lahan pertanian, yang jika makin lama dibiarkan, petani akan putus asa dan meninggalkan kegiatan bertani. Lalu siapa yang akan menjadi petani sedangkan anak mudanya sudah tidak mau menjadi petani. Kalau begini bagaimana nasib bangsa Indonesia selanjutnya?

Inilah yang menjadi dasar saya menulis esai ini. Untuk menyadarkan para pembaca bahwa betapa pentingnya peduli terhadap kehidupan petani Indonesia. Dengan kekuatan anak muda Indonesia saya yakin akan membawa perubahan yang besar yang berdampak positif.

Saya juga memberikan contoh langsung agar lebih mudah menjelaskannya. Dan benar adanya bahwa anak muda Indonesia memegang peran penting dalam kelangsungan negara Indonesia selanjutnya.

Indonesia sudah tidak membutuhkan generasi penerus tetapi generasi pembangun. Untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi. Dimulai dari pertanian yang menjadi bagian penting dari negara Indonesia.

Seperti yang sudah saya katakana di paragraph sebelumnya bahwa peduli kepada petani sama halnya dengan peduli pada kehidupan rakyat Indonesia lainnya. Dan artinya juga kita menjadi anak muda yang peduli dengan kehidupan anak cucu kita nanti.

Menjadi anak muda yang peduli dengan pertanian negara akan mengajarkan kita peduli terhadap sesama manusia dan alam sekitar. Mengajarkan kita lebih menghargai hasil jerih payah para petani. Karena menjadi petani bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan keahlian yang khusus dan kemauan yang keras.

Hal mudah yang bisa dilakukan adalah menggunakan produk mereka. Bukan produk dari negara lain. Kalau perlu belilah langsung produknya dari petaninya. Agar petani mendapatkan posisi tawar yang baik yang juga akan membantu kehidupan mereka.

Kita bisa berkoordinasi dengan Ibu kita di rumah. Karena masalah kebutuhan pangan di rumah ada di tangan Ibu kita. Berikan informasi kepada Ibu kita apa bahaya yang didapat jika masih menggunakan bahan pangan non organik. Dan berikan juga manfaat jika kita menggunakan bahan organik.

Begitu banyak manfaat dari bahan organik seperti mengandung 50% lebih banyak antioksidannya, rasanya lebih lezat, lebih aman dikonsumsi oleh bayi dan balita, dan lebih ramah lingkungan. Selain itu banyak lagi manfaat lain yang didapatkan dari mengkonsumsi pangan organik.

Selain itu bisa juga dengan membuat kelompok kecil lalu kunjungi pertanian – pertanian yang ada di daerah masing – masing. Seperti yang sudah saya katakana di paragraph sebelumnya. Bisa juga kita bergabung dengan tim PKK Ibu – Ibu yang ada di sekitar rumah kita. Sadarkan mereka tentang hal ini. Ajak mereka memakai bahan pangan organik yang langsung dibeli di petaninya.

Tidak hanya mengunjungi para petani, namun juga ikut kegiatan mereka. Tidak perlu sering. Mungkin dua minggu satu kali sudah cukup. Berikan juga mereka penjelasan tentang bahaya pestisida. Pasarkan produk mereka dengan harga yang bagus dan masih banyak yang bisa dilakukan lagi.

Itu adalah sebagian hal kecil yang anak muda bisa lakukan. Akan sangat baik jika bisa merambah ke daerah lain. Bisa menjadi Youth Movement yang akan sangat menguntungkan. Dan pastinya akan membuat anak muda Belgia merasa usaha mereka tidak sia – sia.

Kita bisa mengisi kegiatan kita dengan hal yang bermanfaat. Apalagi jik mengajak adik – adik kita di Sekolah Dasar pada saat mengunjungi petani. Jika dari kecil mereka sudah diajarkan untuk menghargai petani, maka mereka akan tumbuh besar menjadi anak Indonesia yang tidak akan menghargai jerih payah nenek moyangnya.

Membagikan informasi kepada para petani juga akan membuat kita lebih banyak belajar tentang pertanian yang baik. Kita jadi tahu bahaya dari pestisida yang digunakan dan kita juga tahu solusinya apa.

Belajar tidak hanya di sekolah, tapi bersama petani kita juga bisa belajar. Belajar arti kehidupan, belajar dari kebaikan alam dan sebagainya.

Selain itu kita juga bisa memulai dirumah dengan menanam tanaman kecil. Seperti Cabai dan Bawang. Sangat menyenangkan begitu melihat tanaman kita tumbuh dengan baik. Menanam satu pohon sudah membantu penghijauan kan?

Begitu banyak manfaat yang bisa didapat dari kepedulian kita terhadap petani dan pertanian di Indonesia. Selain membantu kesejahteraan petani kita juga membantu penghijauan. Berbaik hati kepada alam, maka alam pun akan berbaik hati kepada kita.

Sangat menyenangkan jika diumur semuda kita sudah membuat perubahan besar yang sangat baik untuk Indonesia. Manusia yang sempurna adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, negaranya dan alam sekitar.

Benar bahwa masih banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan oleh anak muda Indonesia. Dalam hal ini misalnya. Dilihat dari manfaat yang didapat, jelas sekali kegiatan ini sangat baik jika bisa diterapkan.

Menjadi anak muda yang bermanfaat bagi orang lain, negaranya dan alam sekitar adalah anak muda yang baik. Ini lah seharusnya anak muda Indonesia, menjadi anak muda yang bermanfaat.

Tidak perlu melakukan kegiatan – kegiatan yang kita sendiri tidak tahu apa manfaatnya. Itu hanya akan membuang – buang waktu dan bisa merugikan berbagai pihak. Pastinya juga akan mengecewakan orang tua kita.

Sekali lagi, pertanian adalah hal penting bagi suatu negara karena kebutuhan pangan untuk seluruh rakyat ada di sana. Jika tidak ada yang memperhatikan dan tidak ada penerus bagaimana negara tersebut bisa melangsungkan kehidupannya?

Semoga tulisan saya bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena ini semua adalah proses pembelajaran bagi saya.

Oleh : Bunga Amalia Safitri