BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara
yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan
bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk
dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Pengelompokan unsur hara
makro dan mikro tersebut dilihat dari jumlah (kualitas) yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak sebesar ≥ 1000 µg-1 berat kereing tanaman, sedangkan unsur hara mikro sebesar ≤ 100 μg-1 berat kering tanaman ( Oertli 1979) Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur –unsur esensial.
Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak sebesar ≥ 1000 µg-1 berat kereing tanaman, sedangkan unsur hara mikro sebesar ≤ 100 μg-1 berat kering tanaman ( Oertli 1979) Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur –unsur esensial.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu
unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: yang pertama Unsur tersebut
diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal yang
kedua unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau
disubtitusi secara keseluruhan olehunsurlain. Serta yang ketiga, peranan dari
unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman dibutuhkan secara langsung.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH. N
pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya
unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Kenapa unsur hara tersebut
dianggap penting,karena unsur tersebut: Apabila tanaman tidak mendapatkan unsur
tersebut tidak dapat menyelesaikan siklushidup secara penuh, Unsur yang
bersangkutan terlibat langsung dalam proses metabolisme, fungsi fisiologisnya
tidak dapat digantikan oleh unsur lain.
Unsur hara esiensial adalah suatu yang mutlak
dibutuhkan tanaman dan tidak dapat digantikan dengan apa pun ataupun dengan
cara apapun. Unsur hara esiensial dibagi menjadi 2 golongan unsur hara makro
dan unsur hara mikro yang terdiri dari 9 unsur hara makro seperti nitrogen,
fosfat, kalium, karbon, hidrogen, kalsium, magnesium, sulfur, ogsigen serta 7
unsur hara mikro meliputi tembaga, besi, zinc, boron, molibden, klor, mangan.
Menurut tempat dan lokasi tersedianya unsur-unsur ini di bagi 3 golongan yang
pertama berasal dari udara dan air tanah: karbon, hidrogen, dan oksigen. Yang
kedua seperti: nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, kalsium dan magnesium tersedia
pada tanah. Yang ketiga mencangkup besi, tembaga, mangan, seng, molibdenum,
boron dan klor, unsur ini hanya sedikit dibutuhkan oleh tanaman namun sangat
diperlukan.
Dengan semakin meningkatnya teknologi pada alat-alat
labolarotorium maka akan ada perubahan yang akan terjadi pada unsur-unsur
diatas. Meskipun banyak tumbu-tumbuhan memperhatikan penampilan yang amat
beragam dan komplek, namun di luar dugaan susunan kimianya sama. Sintesis makanan
tumbuhan dan penggunaannya oleh tumbuhan tidak saja memerlukan unsur-unsur
kimiawi yang terkandung dalam udara dan air tetapi juga sejumlah unsur lain
yang diperoleh dari tanah. Karena unsur-unsur ini perlu unutk pertumbuhan dan
perkembangan, maka disebut unsur esiensial. Betapapun dapat sangat beragam
dalam persyaratan akan tanah, suhu, dan cahaya serta air, namun tumbuhan ini
memerlukan unsur- unsur ini. Dalam jumlah tertentu, persyaratan ini kini
diterima begitu saja dalam praktek pertanian, tetapi pengetahuan mengenai hal
tersebut merupakan hasil peneliti yang mendalam oleh para pakar fisiologi
tumbuhan dan pakar kimia tanah. Akumulasi pengetahuan tenang hal itu
menggambarkan salah satu penyempurnaan ilmiah yang luar biasa dalam seratus
tahun terakhir ini.
Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S,
Ca, dan Mg. Sedangkan yang termasuk unsure hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu,
Zn, Mo, dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu,
misalnya Na, Si dan Co. Karbon diambil oleh tumbuhan dalam bentuk gas CO2 ,
hidrogen diambil dalam bentuk air (H2O), sedangkan oksigen selain
dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat diambil dalam bentuk O2, maupun
senyawa lainnya.
Jika ketersediaan
unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman
akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini
dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan
klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu
unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsure hara yang
bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara
dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan
dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan agar
tanaman dapat tumbuh normal kembali.
Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkab gangguan pada
fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang
tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah
diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan
suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut
dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase
pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau
unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang
ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Pada dasarnya
gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: (1) fungsi
dari unsur hara tersebut dan (2) kemudahan unsur hara tersebut untuk
ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk
ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari
unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke
dalam pembuluh floem.
Beberapa unsur dengan mudah dapat ditranslokasikan
dari daun tua ke daun muda dan organ penampung (storage organ) seperti organ
reproduktif atau umbi. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium,
magnesium, klor dan belerang; sedangkan sekelompok unsur lainnya lebih sulit
untuk ditranslokasikan, misalnya boron, besi dan kalsium. Mobilitas unsur-unsur
seng, mangan, tembaga dan molybdenum tergolong sedang.
Untuk unsur-unsur yang mudah untuk ditranslokasikan,
gejala kekurangannya pertama akan terlihat pada daun-daun tua , dan sebaliknya
untuk untuk unsur-unsur yang sulit ditranslokasikan, gejala kekurangan
mula-mula tampak pada daun-daun muda.
B. Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dilakukannya praktikum nutrisi tanaman ini
untuk mengetahui defisiensi yang terjadi pada tanaman jagung dan kacang hijau
pada tanah napal di daerah plesungan kecamatan godangrejo kabupaten
karanganyar.
Manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa
mengetahui defisiensi yang terjadi pada tumbuhan dan bagaimana cara
mengatasinya, untuk di rekomendasikan kepada para petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi Dan
Morfologi Jagung
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub
Kelas : Commelinidae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Jagung (Zea mays L.)
adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji. Jagung merupakan tanaman
semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam waktu 80-150 hari.
Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua
untuk tahap pertumbuhan generatif.
1.
Daun
Zea mays daunnya termasuk daun lengkap, karena terdiri atas pelepah daun (Vagina), tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina). Ujung daun meruncing (acuminatus). Tepi daun rata (integer). Daging daun berbentuk seperti kertas (papyraceus). Pangkal daun tumpul (obtusus). Susunan tulang daunnya sejajar (rectinervis). Bangun daun lanset (lanceolutus). Warna daun hijau tua.
Zea mays daunnya termasuk daun lengkap, karena terdiri atas pelepah daun (Vagina), tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina). Ujung daun meruncing (acuminatus). Tepi daun rata (integer). Daging daun berbentuk seperti kertas (papyraceus). Pangkal daun tumpul (obtusus). Susunan tulang daunnya sejajar (rectinervis). Bangun daun lanset (lanceolutus). Warna daun hijau tua.
2.
Bunga
Bunga pada jagung tidak seindah bunga mawar dann melati, jarang diperhatikan karena bentuk dan ukurannya yang kecil. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga pada jagung tidak seindah bunga mawar dann melati, jarang diperhatikan karena bentuk dan ukurannya yang kecil. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
3.
Batang
Batang (caulis), yaitu batang basah (herbaceus). Bentuk batang bulat (teres), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus). Pada permukaan batang licin (leavis). Terdapat rongga pada batang dan buku-buku batang yang mensekat antara yang rongga yang satu dengan yang lain. Diagram pada batang yaitu ½. Percabangan pada batang yaitu monopodial.
Batang (caulis), yaitu batang basah (herbaceus). Bentuk batang bulat (teres), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus). Pada permukaan batang licin (leavis). Terdapat rongga pada batang dan buku-buku batang yang mensekat antara yang rongga yang satu dengan yang lain. Diagram pada batang yaitu ½. Percabangan pada batang yaitu monopodial.
4.
Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
B.
GEJALA DEFISIENSI
UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG
Gejala defisiensi hara yang timbul disebabkan karena
kebutuhan hara tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk.
Tanaman kekurangan unsur hara tertentu, maka gejala defisiensi yang spesifik
akan muncul. Metode visual ini sangat unik karena tidak memerlukan perlengkapan
yang mahal dan banyak serta dapat digunakan sebagai penunjang informasi yang
sangat penting untuk perencanaan pemupukan pada musim berikutnya. defisiensi
hara yang dapat dideteksi dini dapat diatasi dengan penambahan pupuk.
DEFISIENSI NITROGEN (N)
Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna
hijau kekuningan. Daun berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju
tulang daun. Warna kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian
bawah, karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala defisiensi N ini
berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan
tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan
pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi rendah.
DEFISIENSI FOSFOR (P)
Defisiensi fosfor umumnya sudah tampak waktu tanaman
masih muda. Gejala awal dimulai dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan. Hasil
tongkol menunjukkan tongkolnya kecil dengan ujung janggel melengkung. Suhu
tinggi dan udara kering dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah
cukup. Kahat P menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah.
DEFISIENSI KALIUM (K)
Defisiensi kalium dimulai dengan warna kuning atau
kecoklatan sepanjang pinggir daun pada daun tua. Warna tersebut akan berkembang
ke arah tulang daun utama dan pada daun-daun di atasnya. Gejala umum defisiensi
K lainnya adalah warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat
diketahui dengan mengiris batang secara memanjang. Ukuran tongkol kadang-kadang
tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada defisiensi N dan P, tetapi
biji-biji pada jagung tidak berkembang dan tongkol jagung memiliki banyak
klobot dengn biji sedikit sebagai akibat defisiensi K.
DEFISIENSI BELERANG (S)
Defisiensi belerang tampak pada daun muda yang berwarna
hijau muda dengan pertumbuhan yang terhambat. Sering dijumpai pada tanah
berpasir atau tanah dengan bahan organik rendah.
DEFISIENSI MAGNESIUM (Mg)
Defisiensi magnesium menyebabkan timbulnya warna
keputihan sepanjang kanan dan kiri tulang daun pada daun tua dengan warna
keunguan sepanjang pinggir daun. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa
tanah tersebut masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah
yang kurang intensif. Pemberian dolomit dapat mengatasi masalah defisiensi Mg ini
pada tahun-tahun berikutnya.
SEFISIENSI SENG (Zn)
Defisiensi Seng (Zn) ditandai oleh garis-garis klorotik
yang paralel dengan tulang daun utama pada daun muda, ruas pendek dan tanaman
kerdil.
DEFISIENSI BORON (B)
Tanaman tanpa tongkol atau tongkolnya steril pada
pertanaman dengan populasi tinggi.
DEFISIENSI TEMBAGA (Cu) Daun pucuk mengering atau
melilit.
C.
Klasifikasi Dan Morfologi
Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Morfologi Kacang Hijau
Tanaman kacang
hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua yaitu Mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai
banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar,
sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang
ke arah bawah. Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau
kecokelat-cokelatan atau kemerah-merahan; tumbuh tegak mencapai ketinggian 30
cm - 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah.
Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai.
Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau. Daun
tanaman kacang hijau tumbuh majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun
setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih
panjang daripada daunnya sendiri. Bunga kacang hijau berkelamin sempurna
(hermaprodite), berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Proses penyerbukan
terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore
hari menjadi layu. Polong kacang hijau berbentuk silindris
dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap
polong berisi10-15 biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau
lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya
hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat
kecambah atau taoge.
D.
GEJALA DEFISIENSI
UNSUR HARA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
DEFISIENSI KALSIUM (Ca)
Defisiensi unsur Ca
meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, selain akar kurang sekali
fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun,
dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan warna, pada ujung
dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar
diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat
mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan
pula pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini dikarenakan
pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari
jaringan-jaringannya. Keadaan yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah
dan menderitanya tanaman tersebut atau dapat dikatakan karena distribusi
zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat ( tidak
lancar).
DEFISIENSI BESI (Fe)
Defisiensi zat besi
sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian
tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedia-nya
zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat
kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi
masalah ini merupakan masalah pada daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung
kapur. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara
setempat-tempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang
tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati.
Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna
hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala
selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang
banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam
didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering tampak
gejala-gejala demikian.
DEFISIENSI MANGAN (Mn)
Gejala-gejala dari defisiensi Mn
pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala defisiensi Fe pada tanaman. Pada
daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara setempat-setempat terjadi
klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih.
Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai ke
bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis
mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang
terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi.
Defisiensi ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang baik.
DEFISIENSI
BORON (B)
Walaupun unsur Borium sedikit saja
diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya tetapi kalau unsur ini tidak tersedia
bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti:
* Pada bagian daun, terutama
daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada
permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya.
Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat
berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati
berwarna hitam/coklat.
* Pada bagian buah terjadi
penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil – kecil
yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian
pula pada bagian akar-akarnya.
DEFISIENSI MAGNESIUM (Mg)
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk
klorofil, oleh karena itu kekurangan Mg yang tersedia bagi tanaman akan
menimbulkan gejala – gejala yang tampak pada bagian daun, terutama pada daun
tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang
daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-tulang daun itu
secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak kecoklatan. Daun-daun ini
mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena
itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut.
Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan biji, bagi tanaman
yang banyak menghasilakn biji hendaknya diperhatikan pemupukannya dengan Mg
SO4, MgCO3 dan Mg(OH)2.
DEFISIENSI ZENG (Zn)
Tidak tersediannya unsur Zn bagi
pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman tersebut mengalami beberapa
pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya. Penyimpangan ini menimbulkan gejala-gejala
yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua:
*Bentuk lebih kecil dan sempit dari
pada bentuk umumnya.
*Klorosis terjadi diantara
tulang-tulang daun.
* Daun mati sebelum waktunya,
kemudian berguguran dimulai dari daun daun yang ada di bagian bawah menuju ke
puncak.
BAB
III
PEMBAHASAN
Suatu tanaman dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi
sampai menyelesaikan suatu siklus hidup dengan sempurna biasanya membutuhkan
enam belas unsur esensial. Ke-enambelas unsur hara tersebut terbagi kedalam dua
bagian besar yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
terdiri dari 9 unsur sedangkan unsur mikro atau trace element terdiri dari 7
unsur. Unsur hara makro biasanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih
besar atau lebih banyak dibandingkan unsur hara mikro yaitu dalam satuan
gram-kg/tanaman. Unsur mikro sendiri dibutuhkan sekitar mg – gram/tanaman saja.
Dari hasil
praktikum di desa plesungan kecamatan gudangrejo kabupaten karanganyar,
pengamatan yang saya laukan terhadap tanaman jagung dan kacang tanah, pada tanaman
jagung terlihat defisiensi unsur hara, ini terlihat pada daun tua yaitu
defisiensi N yang di tandahi dengan tanaman menampakkan klorosis. Dan daun menampakkan bercak-bercak, titik-titik
kuning, orange, dan coklat transparan atau nekrosis ini defisiensi K, tanaman
jagung juga menunjukkan hijau gelap keunguan ini defisiensi P. Dan juga pada
daun muda menunjukkan klorosis seragam, klorosis dengan tulang tetap hijau,
atau klorosis dengan bercak hijau tersebar keseluruhan daun muda dan titik
tumbuh menunjukkan nekrosin ini termasuk defisiensi Fe. Kemudian pengamatan
terhadap kacang tanah ini hanya menunjukkan defisiensi Mn saja yang ini
terlihat pada tanaman pada daun muda yang mengalami klorosis, tulang hajau
tebal.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pratikum ini yang dilaksanakan tanggal 11-07-212 di desa plesungan kecamatan gudangrejo
kabupaten karanganyar dapat disimpulkan bahwa dalam
pertumbuhan suatu tanaman memerlukan
unsur – unsur hara yang benar – benar sesuai dengan dan seimbang dengan kebutuhan dari tanaman tersebut,
jika tidak terpenuhi maka akan terganggunya proses pertumbuhan tanaman tersebut
begitu pula jika keadaan unsur – unsur hara yang berlebih bagi tanaman dapat
menganggu metabolisme tanaman tersebut.
Dan juga dapat di hasilkan sebuah data di desa tersebut dari hasil
pengamatan tanaman jagung dan kacang tanah, tanah tersebut mengalami defisiensi
unsur N, P, K, FE, dan MN oleh karena itu kita dalam pemupukan harus
memperhatikan unsur yang di butuhkan tanaman sehingga tanamn bisa menyelesaikan
siklus hidupnya.